Beranda | Artikel
MENSYUKURI KARUNIA RAMADHAN
Senin, 17 Oktober 2022

MENSYUKURI KARUNIA RAMADHAN
Oleh Abdullah Zaen, Lc., MA

Khutbah Jum’at di Masjid Agung Darussalam Purbalingga, 4 Ramadhan 1442 / 16 April 2021

KHUTBAH PERTAMA:

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah…

Marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’ala secara serius. Yaitu dengan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam. Serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam.

Jama’ah Jum’at yang semoga dimuliakan Allah…

Nikmat yang dikaruniakan Allah ta’ala kepada kita amatlah banyak. Baik berupa nikmat duniawi maupun agamawi. Yang itu semua menuntut kita untuk mensyukurinya.

Di antara nikmat agamawi terindah adalah karunia Ramadhan. Sebuah bulan yang paling istimewa dibandingkan seluruh bulan yang ada. Sehingga konsekuensinya pun kita harus maksimal dalam mensyukurinya. Sebagaimana telah diingatkan Allah ta’ala di akhir ayat yang menyebutkan karunia bulan Ramadhan,

“…وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: “… Agar kalian bersyukur”. QS. Al-Baqarah (2): 185.

Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati…

Mensyukuri suatu karunia, hakikatnya perlu melalui lima tahapan. 1. Menyadari karunia. 2. Mengenal Sang Pemberi karunia. 3. Tidak mengingkari karunia tersebut. 4. Tunduk, patuh dan cinta kepada Sang Pemberi karunia. 5. Mempergunakan karunia tersebut sesuai yang disukai oleh Sang Pemberi karunia.

Mari kita mengaplikasikan kelima tahapan syukur tadi pada karunia bulan Ramadhan.

Tahap Pertama: Menyadari karunia

Seseorang tidak akan menghargai sesuatu, jika ia tidak menyadari bahwa sesuatu tersebut adalah hal yang istimewa. Dan kita tidak akan mengetahui keistimewaan bulan Ramadhan, bila kita tidak mempelajari keutamaan-keutamaan bulan suci ini, sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an dan Hadits.

Nas-nas dalil menyebutkan bahwa Ramadhan memiliki banyak keistimewaan. Antara lain: Ramadhan adalah bulan al-Qur’an dan bulan yang diberkahi. Di bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Selain itu, pahala amal salih juga dilipatgandakan. Bahkan dalam satu malam lailatul qadar saja, kita berpotensi untuk mendulang pahala yang biasanya harus dikumpulkan selama 83 tahun 4 bulan.

Tahap Kedua: Mengenal Sang Pemberi karunia

Yaitu Allah ta’ala. Dialah yang mengaruniakan pada kita bulan mulia Ramadhan dan seluruh karunia istimewa lainnya. Dialah yang memberi kita umur dan kesempatan untuk berjumpa dengan bulan suci ini. Di saat begitu banyak orang dijemput ajal sebelum datangnya bulan Ramadhan. Dialah yang memberi kita kesehatan di bulan suci ini. Di saat begitu banyak orang harus terbaring lemah di ranjang-ranjang rumah sakit di bulan Ramadhan. Dialah yang memberi kita hidayah di bulan suci ini. Di saat begitu banyak orang yang tidak tergerak hatinya untuk mendulang pahala di bulan Ramadhan. Dialah Allah Sang Pemberi segala karunia.

Tahap Ketiga: Tidak mengingkari karunia tersebut

Mensyukuri suatu karunia tidak cukup hanya dengan menyadari karunia tersebut dan mengenali Sang Pemberi karunia. Namun juga harus mengakuinya dan tidak mengingkarinya. Bersikap acuh dan cuek dengan bulan Ramadhan, serta menganggapnya seperti bulan biasa, dikhawatirkan termasuk bentuk pengingkaran terhadap karunia bulan mulia ini.

Tahap Keempat: Tunduk, patuh dan cinta kepada Sang Pemberi karunia

Dengan merenungi melimpahruahnya nikmat yang dikaruniakan oleh Allah kepada kita, kita bisa menyadari betapa besar perhatian dan kasih sayang-Nya kepada kita. Dialah ar-Rahman; Maha Pengasih, Dialah ar-Rahim; Maha Penyayang, Dialah al-Wadûd; Maha Pencinta, Dialah al-Wahhâb; Maha Pemberi karunia. Menyadari berbagai fakta ini akan menumbuhkan perasaan tunduk, patuh dan cinta kita kepada Allah ta’ala.

 

 

أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

KHUTBAH KEDUA:

الْحَمْدُ للهِ وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه، إلى يوم القيامة، أما بعد؛

Sidang Jum’at yang kami hormati…

Tahap Kelima: Mempergunakan karunia tersebut sesuai yang disukai oleh Sang Pemberi karunia

Tahapan terakhir dalam mensyukuri karunia Ramadhan, adalah memanfaatkan bulan ini sejalan dengan aturan Allah ta’ala. Sebab Dialah yang memberikan karunia tersebut.

Di dalam al-Qur’an dan Hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah subhânah menjelaskan berbagai aturan pemanfaatan Ramadhan. Yang intinya adalah: segala amalan yang ditunaikan harus memenuhi dua syarat. Yaitu niatnya ikhlas karena Allah, dan pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka hindarilah segala jenis praktek amalan yang tidak memenuhi dua kriteria di atas. Sebab bakal mendatangkan murka Sang Pemberi karunia, bukan keridhaan-Nya.

 

 هذا؛ وصلوا وسلموا رحمكم اللهعلى الصادق الأمين؛ كما أمركم بذلك مولاكم رب العالمين، فقال سبحانه: “إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً“. 

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين. أقيموا الصلاة

 

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 4 Ramadhan 1442 / 16 April 2021


Artikel asli: https://tunasilmu.com/mensyukuri-karunia-ramadhan/